Antiseptik
adalah suatu zat kimia yang bisa menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Contohnya seperti alkohol, etanol, dan betadine. Dapat dikatakan bahwa zat
tersebut biasanya digunakan untuk perawatan luka agar infeksi berkurang.
Antiseptik
sebenarnya memiliki banyak manfaat dan penggunaan yang berbeda-beda. Namun,
secara umum zat tersebut banyak digunakan untuk mengobati luka. Penggunaan zat
tersebut untuk luka harus diperhatikan, karena ada yang tidak mengurangi
infeksi, tetapi malah menyebabkan iritasi.
Ada
banyak sekali macam-macam antiseptik yang beredar di pasaran. Banyak banyak
produk kecantikan atau sabun yang kini membuat produk tersebut. Berikut adalah
beberapa macam atau bentuk antiseptik yang sering digunakan masyarakat:
Bentuk
gel biasanya sangat digemari oleh sebagian besar orang di Indonesia. Bentuknya
yang berupa gel, membuat penggunaannya menjadi sangat efisien dan hemat. Selain
itu, bahan yang digunakan biasanya dapat membantu untuk melembutkan kulit.
Ada
banyak produk antiseptik gel dari merk terkemuka seperti Antis, Nuvo, dan
Dettol. Namun, kini banyak juga produk-produk baru seperti Aseptic, Herborist,
Aquadi, OneMed, dan masih banyak lagi. Tentu, setiap merk menyediakannya dalam
ukuran yang berbeda.
Jenis
spray juga cukup digemari oleh masyarakat Indonesia. Bentuk ini dinilai tidak
akan membuat cairan mudah tumpah. Ada banyak sekali produk yang menyediakan
antiseptik dengan bentuk spray. Salah satu merk yang menyediakan antiseptik
dalam bentuk spray adalah Antis. Namun, banyak juga merk lain yang membuat
produk serupa seperti Happy Clean, Dr Soap,
Secret Clean, Emina dll.
Bentuk
antiseptik selanjutnya adalah cair. Berbeda dengan spray dan gel, bentuk cair
biasanya digunakan untuk membersihkan luka atau membersihkan permukaan benda.
Oleh karena itu, kemasannya pun cukup besar dan sulit untuk dibawa bepergian.
Merk yang menyediakan dalam bentuk cair yaitu Dettol.
Sebenarnya
ada banyak sekali jenis dan fungsi antiseptik. Ada yang khusus digunakan di
bidang kedokteran dan ada yang digunakan pada rumah. Masih belum banyak yang
mengetahui jenis antiseptik yang tepat untuk berbagai jenis luka. Berikut
adalah beberapa jenis antiseptik untuk luka yang sering dijumpai :
Antiseptik
yang mengandung kandungan polyhexamethylene biguanide paling
dianjurkan untuk perawatan luka. Selain
efektif, polyhexamethylene biguanide
ini tidak menyebabkan rasa perih saat digunakan dan aman. Sehingga cocok
digunakan untuk segala usia terutama anak-anak.
Antiseptik
ini biasanya digunakan untuk mengobati luka ringan. Untuk luka, digunakan dosis
pas yaitu 6%. Selain untuk luka ringan (luka lecet, luka iris, luka potong),
hidrogen peroksida juga biasa digunakan untuk obat kumur.
Povidone iodine atau
yang biasa disebut dengan betadine, jenis ini paling banyak dan umum digunakan
oleh masyarakat Indonesia untuk perawatan luka. Tetapi betadine mulai
ditinggalkan karena rasa perih saat digunakan dan merubah warna kulit.
Walaupun
alkohol efektif untuk membunuh bakteri pada luka, namun banyak kelemahan dari
penggunaan alkohol. Alkohol bisa menyebabkan peradangan pada luka dan setelah
penggunaan menyebabkan rasa perih yang luar biasa. Walaupun begitu, masih
banyak yang belum mengetahui kelemahan penggunaan alkohol.
Penggunaan
klorheksidin biasa digunakan untuk
radang gusi. Selain itu, klorheksidin
bisa digunakan untuk membersihkan luka dan mencegah infeksi akibat bakteri.
Klorheksidin banyak digunakan untuk mensterilkan tangan para dokter sebelum
melakukan operasi.
Senyawa
perak atau ion perak sudah mulai banyak digunakan untuk membersihkan luka
terutama pada bidang kedokteran. Selain itu ion perak biasa digunakan dalam
membersihkan luka bakar.
Perawatan
luka kronik atau luka yang sulit sembuh menggunakan asam asetat. Asam asetat
efektif dalam merawat luka dengan mempercepat penyembuhan luka dan diketahui
tidak ada efek samping. Namun, jika dosis asam asetat terlalu tinggi bisa
menyebabkan korosif.
Paling
penting untuk diketahui adalah antiseptik mudah terkontaminasi oleh bakteri
jika penyimpanan tidak dilakukan dengan tepat dan penyimpanan terlalu lama.
Maksimal waktu penggunaannya adalah 1 minggu setelah pemakaian. Penyimpanan
yang tidak tepat menyebabkan fungsinya berubah menjadi menginfeksi luka.
Lebih
baik gunakan yang sekali pakai agar lebih terjamin dan lihat petunjuk
penggunaan pada kemasan dan label agar mengetahui penggunaan yang tepat dan
sesuai. Saat bagian tubuh terluka, Langkah pertama adalah membersihkan luka dengan
perlahan. Sebelum membersihkan luka, pastikan tangan kita sudah bersih dan
higienis dengan cara cuci dengan sabun. Lalu tekan luka dan dibersihkan
menggunakan air.
Setelah
itu diberi cairan antiseptik baik yang berupa krim maupun cairan. Balut luka menggunakan
kain kasa ataupun perban. Langkah paling baik dalam merawat luka adalah
membersihkan luka dengan cairan antiseptik. Cairan ini akan menghambat
pertumbuhan bakteri sehingga luka tidak terinfeksi. Perlu diketahui bahwa luka
yang terinfeksi merupakan penyebab besar penyakit tetanus.
Informasi diatas
merupakan penggunaan, jenis, dan hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
antiseptik. Bisa diketahui bahwa zat tersebut tidak boleh digunakan dan
disimpan sembarangan. Jenis dan fungsinya pun sangat bervariasi sehingga
pembeli harus cermat dan memilihnya. Semoga informasi tersebut bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar